Beranda » Agama » Ra’ Tafkhim Dan Tarqiq Dalam Ilmu Tajwid dan Contohnya Lengkap

Ra’ Tafkhim Dan Tarqiq Dalam Ilmu Tajwid dan Contohnya Lengkap

jumanto.com – Ra’ tafkhim dan tarqiq. Hukum bacaan pada huruf ra’ (ر) dapat dibagi menjadi dua yaitu bacaan tafkhim dan bacaan tarqiq. Jadi, pembahasan tarqiq dan tafkhim tidak terbatas pada pembahasan huruf isti’la saja. Selain huruf isti’la, tarqiq dan tafkhim juga diterapkan pada lafdzul jalalah dan huruf ro’.

Di kesempatan kali ini, kita akan belajar hukum bacaan tafkhim dan tarqiq pada huruf ro’ beserta contohnya di dalam Al Quran.

Dengan mempelajari materi ini, diharapkan pelajar bisa membedakan, kapan huruf ra’ harus dibaca tebal dan kapan harus dibaca tipis, sehingga bisa membaca Al Quran tepat sesuai dengan tajwidnya.

Pengertian Tafkhim dan Tarqiq

Pengertian tafkhim secara bahasa

Kata tafkhim secara bahasa merupakan bentuk mashdar dari fakhkhoma, sebagai berikut:

فَخَّمَ – يُفَخِّمُ – تَفْخِيْمًا

Arti tafkhim secara bahasa berarti: attasmiin (pemberatan, gemuk, tebal).

Pengertian tafkhim menurut istilah

Di dalam kitab Al Qoulus Sadid, pengertian tafkhim menurut istilah sebagai berikut:

النُّطْقُ بِالْحَرْفِ غَلِيْظًا مُمْتَلِئَ الْفَمِ بِصَدَاهِ

“Tafkhim adalam mengucapkan huruf dengan tebal sampai memenuhi mulut ketika mengucapkannya”.

Secara sederhana, arti kata tafkhim dalam ilmu tajwid adalah membaca tebal.

Jadi, jika bertemu dengan bacaan tafhim, bacanya harus ditebalkan.

Selain dikenal dengan sebutan tafkhim, terkadang juga disebut dengan bacaan mufakhom dalam ilmu tajwid.

Pengertian tarqiq secara bahasa

Tarqiq secara bahasa merupakan bentuk mashdar dari raqqaqa sebagai berikut:

رَقَّقَ – يُرَقِّقُ – تَرْقِيْقًا

Arti kata tafkhim secara bahasa adalah: attakhfif, atau meringankan.

Pengertian tarqiq menurut istilah

Di dalam kitab yang sama, definisi tarqiq secara istilah adalah:

النُّطْقُ بِالْحَرْفِ نَحِيْفًا غَيْرَ مُمْتَلِئُ الفَمِ بِصَدَاهِ

“Tarqiq adalah mengucapkan huruf dengan ringan (tipis) sehingga tidak sampai memenuhi mulut ketika pengucapannya”

Secara sederhana, pengertian tarqiq dalam ilmu tajwid adalah menipiskan bacaan.

Selain menggunkaan istilah tarqiq, terkadang juga digunakan istilah muraqqaq di dalam pelajaran ilmu tajwid.

Huruf Isti’la

Sebelum membahas lebih dalam mengenai hukum ro’ tafkhim dan tarqiq, maka kita juga harus memahami apa itu huruf isti’la.

Huruf isti’la adalah huruf-huruf hijaiyah yang dibaca tebal.

7 hurus isti’la diringkas dalam lafadz:

خُصَّ ضّغْطٍ قِظْ

Huruf isti’la terdiri atas: خ ص ض غ ط ق ظ

Hukum Bacaan Ra’ Tafkhim Dan Contohnya

Kapan ro’ dibaca tafkhim dalam ilmu tajwid?

hukum bacaan tafkhim dan tarqiq pada huruf ro'
hukum bacaan tafkhim dan tarqiq pada huruf ro’

Materi ini saya ambil dari kitab القاعدة المدنية في تجويد كلام رب البرية.

Ra’ dibaca tafkhim dalam kondisi sebagai berikut:

1. Jika ro’ berharakat fathah atau dhammah

Jika ada huruf ro’ berharokat fathah atau fathah tanwin dan dhammah atau dhommah tanwin, maka harus dibaca tafkhim atau tebal.

Contohnya sebagai berikut:

  • ra’ berharakat fathah: surat al baqarah ayat 2 لَا رَيْبَ, ayat 3 رَزَقْنٰهُمْ, ayat 4 وَبِالْاٰخِرَةِ.
  • ra’ berharakat fathah tanwin: surat al baqarah ayat 17 نَارًا.
  • ra’ berharakat dhommah: surat al baqarah ayat 6 كَفَرُوْا.
  • ra’ berharakat dhommah tanwin: surat al baqarah ayat 36: مُسْتَقَرٌّ.

2. Jika ra’ sukun/mati, dan huruf sebelum ro berharokat fathah atau dhommah

Contohnya:

  • huruf sebelum ro sukun berharkat fathah: فِى الْاَرْضِ, فَارْهَبُوْنِ, وَارْكَعُوْا, اَرْبَعِيْنَ ,الْحَرْثَۚ ,اَقْرَرْتُمْ ,مَرْيَمَ .
  • huruf sebelum ro sukun berharkat dhommah: وَالْفُرْقَانَ,هٰذِهِ الْقَرْيَةَ ,الْقُرْبٰى ,انْظُرْنَا .

3. Saat waqaf, ra’ dibaca sukun, huruf sebelumnya (selain huruf ya’) juga sukun, di mana sebelum huruf sukun tsb berharakat fathah atau dhommah

Ini terjadi saat huruf ra’ berada di akhir tempat waqaf, dan huruf sebelum ra’ mati atau sukun (selain ya’) serta sebelum huruf sukun ini berharakat fathah atau dhammah.

Contohnya:

  • fathah: الْقَدْرِ dalam posisi waqaf, dibaca الْقَدْرْ.
  • dhammah: لَفِيْ خُسْرٍ dalam posisi waqaf, dibaca لَفِيْ خُسْرْ.

4. Ra’ sukun yang huruf sebelumnya berharakat kasrah ‘aridhah (bukan kasrah asli)

Kasrah ‘aridhah secara bahasa berarti kasrah memanjang, yaitu kasrah yang ada pada hamzah washal, di mana hamzah ini tidak dibaca jika sebelumnya ada huruf lain.

Sebagai contoh:

  • ارْجِعُوْا : dibaca irji’uu, hamzah di sini dinamakan hamzah washal, dan ra’ mati harus dibaca tafkhim karena sebelumnya berupa kasrah ‘aridhah.
  • اِنِ ارْتَبْتُمْ : dibaca tafhim, bukan tarqiq, meskipun sebelum kasrah, tapi karena kasrah ‘aridhah (ada hamzah washal).

5. Ra’ sukun yang huruf sebelumnya berharakat kasroh asli tapi setelah ra’ berupa huruf isti’la dan dalam satu kalimah (kata)

Seperti telah disebutkan di atas, huruf isti’la terdiri atas: خ ص ض غ ط ق ظ.

Jika ada ra mati, sebelum ra berharakat kasroh asli, tapi setelahnya berupa huruf isti’la di atas, dan berada dalam satu kata, maka harus dibaca tafhim.

Contoh, di dalam Al Quran hanya ada 5 kalimah yaitu:

  • Surat Al An’am: قِرْطَاسٍ.
  • Surat At-Taubah: فِرْقَةٍ، اِرْصَادًا.
  • Surat An-Naba: مِرْصَادًا.
  • Surat Al Fajr: لَبِالْمِرْصَادْ.

Gimana, agak njlimet ya hehehe.

Dilihat aja contohnya, dan silakan simpulkan dengan bahasa kalian sendiri, insya Allah paham.

Baca juga: 135 contoh idzhar syafawi.

Hukum Bacaan Ra’ Tarqiq dan Contohnya

Kapan ro’ dibaca tarqiq?

Ro’ dibaca tarqiq jika:

1. Huruf ro berharakat kasrah

Contohnya di surat Al Baqarah:

  • اَفْرِغْ.
  • الْكٰفِرِيْنَ.
  • الصّٰبِرِيْنَ.

Saya yakin kalau yang ini mudah dipahami.

Demikian contoh ra tarqiq beserta suratnya.

2. Ro sukun, huruf sebelumnya berharakat kasrah asli, dan setelahnya tidak bertemu huruf isti’la

Contohnya: فِرْعَوْنَ.

Ra di sini dibaca tipis, karena jatuh setelah kasrah dan setelahnya tidak ada huruf isti’la.

3. Ra sukun (karena waqaf), huruf sebelumnya berupa ya’ sukun (يْ)

  • قَدِيْرٌ dibaca qadiir (tipis) saat waqaf.
  • بَصِيْرٌۢ dibaca bashiir (tipis) saat waqaf.
  • خَيْرٌ dibaca khaiir (tipis) saat waqaf.

4. Ra sukun karena waqaf, huruf sebelumnya sukun (selain ya), dan huruf sebelum huruf sukun ini berharakat kasrah

Contohnya:

  • الذِّكْرُ dibaca addzikr (tipis) saat waqaf.
  • السِّحْرُ dibaca assihr (tipis) saat waqaf.
  • الشِّعْرُ dibaca asysyi’r (tipis) saat waqaf.

5.Ra sukun jatuh setelah huruf berharakat kasrah asli, setelahnya berupa huruf isti’la, tapi ada dalam kalimah (kata) yang berbeda

Contohnya:

  • اَنْ اَنْظِرْ قَوْمَكَ :  meskipun ada huruf isti’la, tapi karena antara ra dan huruf isti’la berada dalam kata yang berbeda, maka dibaca tarqiq.
  • فَاصْبِرْ صَبْرًا karena ra dan shad berada dalam kalimah yang berbeda, maka dibaca tarqiq.
  • وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ juga demikian dibaca tarqiq.

Baca juga: contoh bacaan ikhfa haqiqi.

Jawazul Wajhain

Selain memiliki hukum tafkhim dan tarqiq, huruf ra’ juga bisa dibaca keduanya, yang dinamakan dengan jawazul wajhain.

Jawazul wajhain artinya:

  • jawaz: boleh.
  • wajhain: dua wajah.

Jadi, boleh dibaca dengan dua cara, bisa tafkhim dan bisa juga tarqiq.

Adapun jawazul wajhain pada hukum ra’ sebagai berikut:

  • فِرْقٍ: boleh dibaca tafkhim atau tarqiq, baik saat washal maupun waqaf.
  • مِصْرَ: boleh dibaca tafkhim atau tarqiq saat waqaf.
  • الْقِطْرِ: boleh dibaca tafkhim atau tarqiq saat waqaf.

Baca juga: Tajwid Surat Yunus Ayat 40.

Kesimpulan

Bacaan tafkhim artinya tebal, sedangkan bacaan tarqiq artinya tipis.

Tafkhim, selain diterapkan pada huruf isti’la, juga diterapkan pada lafdzul jalalah dan juga huruf ra’.

Pada lafdzul jalalah dan ro’ dikenal dua hukum bacaan: tafkhim dan tarqiq, serta ada kalimah yang memiliki dua hukum (jawazul wajhain).

Demikian Hukum Bacaan Ra’ Tafkhim Dan Tarqiq Beserta Contohnya Lengkap. Baca juga: contoh alif lam syamsiyah.