Beranda » Agama » Niat Puasa Ramadhan yang Benar: Cara, Waktu, Lafadz, Dalil

Niat Puasa Ramadhan yang Benar: Cara, Waktu, Lafadz, Dalil

jumanto.com -Anak-anak muda jaman sekarang pasti nanya, bagaimana sih niat puasa yang shahih? Bolehkah mengucapkan lafadz niat puasa Ramadhan? Bagaimana niat puasa Ramadhan yang benar menurut sunnah, berdasarkan dalil hadis shahih, bukan hadis dhoif apalagi maudhu’? Lalu bagaimana dengan doa niat puasa Ramadhan sebulan?

Permasalahan niat puasa sudah dibahas panjang lebar oleh para ulama, dan orang awam macam kita tinggal ikut saja ulama, tanpa harus saling menyalahkan dan merasa paling benar, apalagi sampai mengatakan cara dia beribadah bid’ah, sesat, neraka, hanya karena caranya berbeda dengannya.

Fiqih itu luas, dan memang dimungkinkan ada banyak pendapat yang kesemuanya pengambilannya berdasarkan dari Quran dan Sunnah.

Tidak ada satu ulama pun, utamanya ulama 4 madzhab, yang memutuskan suatu hukum tanpa mengambil dari dalil Quran dan Sunnah.

Semua ulama menggunakan Quran dan Sunnah sebagai rujukan sebagai pengambilan dasar hukum, hanya saja penafsiran ulama memang berbeda-beda, meskipun dalilnya sama.

Status keshahihan hadis pun terjadi banyak ikhtilaf, jadi jangan asal ustadz kita bilang ini hadis dhoif, langsung kita telan mentah-mentah, karena dhoif tentu harus kita tahu, dhoif menurut siapa?

Lalu apakah ada ulama hadis lain yang mengatakan shahih?

Selanjutnya apakah semua hadis dhoif itu tidak boleh diamalkan? Padahal, Imam Nawawi rahimahullahu ta’ala berpendapat mengenai hadis dhoif seperti yang ada di kitab adab membawa Al Quran.

Hukum Niat Puasa Ramadhan

Tulisan ini saya simpulkan dari ceramah Buya Yahya yang ada di Fans Page facebook Beliau, dan dari buku karangan Beliau Fiqih Praktis Buya Yahya serta ilmu yang saya pelajari selama ini dari guru-guru saya.

Hukum niat dalam suatu ibadah adalah wajib dan merupakan rukun pertama dalam setiap ibadah baik itu wudhu, sholat, haji, zakat, dan semua amal lain termasuk puasa Ramadhan.

Hal ini didasarkan pada hadis:

عَنْ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوِ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ

 

Dari Sayyidina Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “hanya saja amal itu tergantung pada niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

Hadis ini merupakan hadis pertama yang ada di kitab Arba’in Nawawiy.

Mengingat niat ini merupakan rukun Puasa Ramadhan, dimana ibadah jika rukunnya tidak terpenuhi maka tidak sah, maka niat ini wajib hukumnya dan puasa tanpa niat maka hukumnya tidak sah.

Oleh karena itu, sudah saeharusnya bahwa kita mengingat-ingat, bahwa niat ini tidak boleh ditinggalkan.

Waktu Niat Puasa Romadlon, Kapan Dilakukan?

Niat puasa Ramadhan itu waktunya saat masuk waktu Maghrib di bulan Ramadhan sampai dengan sebelum subuh.

Seumpamanya besok sudah masuk bulan Ramadhan, maka begitu masuk waktu maghrib, kita sudah bisa niat untuk puasa Ramadhan hari esok, lalu esoknya lagi, begitu adzan maghrib, kita sudah bisa niat puasa Ramadhan untuk hari esoknya lagi.

Jadi waktu niat puasa Ramadhan tidak harus menunggu sehabis tarawih, niat puasa sehabis  sholat maghrib pun boleh, bahkan saat adzan maghrib pun sudah boleh niat puasa Ramadhan karena sudah masuk ke hari berikutnya.

Jadi, bagi kita yang masih beranggapan bahwa niat harus dilaksanakan selesai sholat tarawih, maka mulai sekarang harus dibuang jauh-jauh pemikiran seperti itu, dan niat sudah bisa dilakukan sepanjang sudah masuk waktu maghrib.

Ketentuan Tata Cara Niat Puasa Ramadhan yang Benar

Persoalan fiqih adalah persoalan yang sudah biasa menjadi perbedaan pendapat, jadi jangan kaku dan jangan beranggapan bahwa kita yang paling benar, sementara orang lain yang beribadah berbeda dengan cara kita, kita anggap salah.

Termasuk niat puasa Ramadhan yang benar pun, jangan sampai menganggap bahwa kita yang paling benar dan yang lain salah.

Tata cara niat puasa Ramadhan pun terjadi ikhtilaf di antara para ulama madzhab. Mari kita bahas niat puasa Ramadhan tersebut biar lebih luas ilmu kita.

1. Cara niat puasa Ramadhan menurut Madzhab Syafi’iyyah

Menurut madzhab Imam Syafi’i, niat wajib dilakukan setiap malam selama bulan Ramadhan. Jadi, di dalam Madzhab Imam Syafi’i, niat tidak bisa dirapel selama 1 bulan yang dilakukan di awal Ramadhan.

Niat puasa Ramadhan yang benar di dalam madzhab Syafi’i, dilakukan antara maghrib dan shubuh, untuk niat puasa keesokan harinya.

Jika sampai masuk waktu subuh ternyata seseorang lupa niat puasa, maka puasanya tidak sah, dan dia tetap wajib berpuasa selama 1 hari itu, lalu nanti wajib mengganti puasanya.

Oleh karena itu, bagi kita umat Islam di Indonesia yang mayoritas bermadzhab Imam Syafi’i, rajin-rajinlah sholat tarawih sehingga kita ingat terus niat puasa untuk keesokan harinya 😀

Adapun letaknya niat puasa Ramadhan adalah di dalam hati, jadi jika mengucapkan lafadz bacaan niat puasa Ramadhan, tapi dalam hatinya tidak ada niat, maka niatnya tidak sah.

Melafadzkan niat puasa Ramadhan di dalam Madzhab Syafi’i hukumnya sunnah, karena itu membantu hati untuk lebih khusyuk dalam niat.

Tapi yang wajib adalah di dalam hati harus ada niat.

Adapun yang wajib dihadirkan di dalam hati untuk niat puasa wajib, termasuk niat puasa Ramadhan, adalah 3 hal berikut ini:

  1. bermaksud untuk melaksanakan puasa.
  2. meyakini kefardhuannya, atau menyebutkan fardhu/wajib.
  3. menentukan nama puasanya.

Jadi, kalau diringkas, niat puasa harus ada di dalam hati maksud “aku niat puasa fardhu Ramadhan esok hari“, itu saja sudah sah.

niat puasa ramadhan yang benar
Lafadz niat puasa bulan Ramadhan

Atau bisa ditambahkan sesuai dengan lafadz niat puasa Ramadhan yang panjang. Adapun lafadz niat puasa Romadhon Arab yang biasa diucapkan adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Lafadz niat puasa dapat dibaca di artikel ini.

Niat puasa nazar dan niat puasa ganti atau qodho juga wajib dilakukan di malam hari antara maghrib dan shubuh sesuai dengan 3 kriteria di atas.

Niat puasa ganti sama persis dengan niat puasa Ramadhan, adapun menambahkan kata qodho tidak wajibm, hanya berupa anjuran.

Sedangkan untuk niat puasa sunnah, seperti niat puasa Rajab dan niat puasa Senin Kamis, tidak harus diniatkan di malam hari, bisa diniatkan pagi hingga siang hari sebelum tergelincir matahari, selama belum makan, minum, dan melakukan hal yang membatalkan puasa.

2. Doa niat Puasa Ramadhan Sebulan, bolehkah?

Jika kita mengikuti pendapat madzhab Syafi’i, maka tidak sah lafadz niat puasa Ramadhan sebulan yang dilakukan di awal Ramadhan.

Niat puasa harus dilaksanakan tiap malam untuk puasa esoknya.

Namun, berbeda dengan Imam Syafi’i, madzhab Imam Malik justru membolehkan niat puasa satu bulan penuh, dengan syarat tidak terputus dengan batalnya puasa dalam satu bulan itu.

Jika dalam satu bulan ada yang putus, niat baru lagi, misalan terputus karena haid, nifas, atau sebab lain.

Baca: Niat Puasa Sebulan.

3. Niat puasa Ramadhan menurut Imam Abu Hanifah

Madzhab Imam Abu Hanifah lebih enak lagi, karena menurut pendapat  mereka, niat puasa tidak harus dilakukan di malam hari, tapi sama seperti puasa sunnah, boleh berniat setelah sholat shubuh sampai sebelum tergelincirnya matahari, dan belum melakukan hal yang membatalkan puasa (makan, minum, bersenggama, muntah dengan sengaja, dll).

Kesimpulan, Mana Niat Puasa Ramadhan yang Benar dan sesuai Sunnah?

Itu semua dikembalikan kepada Anda sendiri, mau ikut pendapat yang mana. Saya pribadi bermadzhab Syafi’i dan memilih niat puasa setiap malam.

So, untuk urusan ibadah ini, jangan merasa paling benar dan menganggap yang tidak sama dianggap bid’ah, sesat, dan neraka.

Agama ini luas dan terlalu banyak ilmu yang tidak kita tahu, jadi tinggal ikut ulama saja jika ingin selamat, karena ulama lah yang paling tahu apa maunya Allah dan apa maunya Rasul, apa maksud ayat ini dan apa maksud hadis ini.

Kita sebagai orang awam tinggal taklid saja, ikuti pendapat mereka. Selesai.

Kiranya itulah beberapa ilmu Niat Puasa Ramadhan yang benar dalam perspektif berbagai pendapat ulama yang disampaikan oleh guru kita Buya Yahya. Baca Juga: Keistimewaan Bulan Ramadhan yang Sangat Menakjubkan.