jumanto.com – Kajian Kitab Jurumiyah Bab Kalam. Kitab ini dikarang oleh Syeikh Ibnu Ajurrûm dengan nama asli Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Dawud Al-Shinhâji.
Nama Al-Shinhâji merupakan nama yang dinisbatkan kepada salah satu kabilah di Negeri Maroko yaitu kabilah Shinhâjah.
Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Dawud Al-Shinhâji kemudian lebih dikenal debgan nama Ibnu Ajurrûm.
Ibnu Ajurrûm dilahirkan pada tahun 672 H di kota Fasa.
Sebuah kota besar yang berada di Negara Maroko.
Beliau wafat di kota itu juga di hari Senin ba’da Dzuhur, tanggal 20 Shafar 723 H.
Kitab Jurumiyah Bab Kalam
Kitab matan jurumiyah banyak dikaji di pesantren-pesantren sebagai materi dasar untuk mengenal ilmu nahwu dalam Bahasa Arab.
Ada yang mengkajinya dalam Bahasa Jawa, dan ada juga menggunakan Bahasa Sunda, Bahasa Indonesia, Madura, atau Bahasa lain.
Bagi yang sudah pernah mempelajari kitab ini, akan lebih mudah saat mau mempelajari materi nahwu lebih lanjut, seperti ‘imrity, alfiyah ibnu malik, dan sebagainya.
Di dalam kitab Jurumiyah, materi pertama yang dikaji adalah bab kalam, dimulai dari pengertian kalam hingga pembagian kalam.
Lalu ada penjelasan tanda-tanda isim dan fi’il, yang sangat penting untuk dipahami dalam mempelajari ilmu nahwu.
Berikut ini penjelasan Kitab Jurumiyah Bab Kalam selengkapnya.
Baca juga: Apa itu Kalam, Kalim, Qaul, dan Lafadz di Kitab Alfiyah.
Pengertian Kalam di Kitab Jurumiyah
Berikut ini terjemah kitab jurumiyah bab kalam:
اَلْكَلَامُ : هُوَ اَللَّفْظُ اَلْمُرَكَّبُ اَلْمُفِيدُ بِالْوَضْعِ
Kalam adalah lafadz yang tersusun yang berfaidah lagi disengaja.
Penjelasan selengkapnya sebagai berikut:
Lafadz
Lafadz adalah suara yang mengandung sebagian dari huruf hijaiyah, mulai dari alif hingga ya’.
Suara yang mengandung salah satu dari 29 huruf hijaiyah ini, dinamakan dengan lafadz.
Meskipun lafadz قِ, artinya jagalah.
Murakkab
Jika diterjemahkan artinya tersusun.
Murakkab adalah susunan yang terdiri atas gabungan dari beberapa lafadz.
Contohnya: رَأَى مُحَمَّدٌ.
Bisa terdiri dari 2 kata/lafadz, 3, 4 atau bahkan lebih.
Mufid
Yang berfaidah.
Mufid adalah perkataan yang memberikan faidah dengan sebenar-benarnya faidah sehingga orang yang mendengarnya diam, tidak akan timbul pertanyaan lagi.
Contohnya:
رَأَى مُحَمَّدٌ, Muhammad melihat.
Ini bukanlah susunan kata yang berfaidah.
Kenapa?
Orang yang mendengar tentu akan bertanya, memangnya Muhammad melihat apa?
Beda halnya jika ditambahkan dengan lafad Zaid di belakangnya.
رَأَى مُحَمَّدٌ زَيْدًا
Muhammad melihat Zaid.
Orang yang mendengar tentu sudah paham dan tidak akan bertanya lagi setelah mendengar perkataan di atas.
Bilwadh’i
Dengan disengaja.
Bil wadh’i artinya menyengaja mengucapkan perkataan tersebut, bukan nglindur kata orang Jawa.
Contoh Kalam
Kalam itu harus memberikan faidah diamnya orang yang mendengar, tidak bertanya lagi.
Beberapa contoh kalam:
- قُمْ! berdirilah kamu!
- كُلْ هَذَا الطَّعَامَ! Makanlah makanan ini!
- اَقْرَأُ الْقُرْأٰنَ aku sedang membaca Al Quran.
- اَبِيْ مُهَنْدِسٌ ayahku adalah seorang insinyur.
- هُوَ مُدَرِّسٌ dia adalah seorang guru.
Pembagian Kalam di Kitab Jurumiyah
Lanjut ke terjemahan matan kitab al jurumiyah bab kalam selanjutnya:
وَأَقْسَامُهُ ثَلَاثَةٌ : اِسْمٌ وَفِعْلٌ وَحَرْفٌ جَاءَ لِمَعْنًى
Pembagiannya (kalam) ada tiga: Isim, Fi’il, dan Harf (huruf) yang datang untuk makna.
Isim
Kata Benda.
Isim adalah kata yang menunjukkan arti kepada dirinya sendiri dan tidak disertai dengan jaman yang 3: lampau, sekarang, dan yang akan datang.
Atau dalam bahasa Arabnya:
- madhi: lampau.
- hal: sekarang.
- istiqbal: yang akan datang.
Contohnya:
- هِنْدٌ، nama orang, Hindun.
- عُثْمَانُ، nama orang Utsman
- كِتَابٌ buku
- هُوَ artinya dia (laki-laki).
Kata tersebut punya arti, tapi tidak disertai 3 jaman tadi.
Kita tidak bisa bilang: sudah Hindun, sedang Hindun, akan Hindun.
Beberapa jenis isim:
- isim mufrad.
- isim tatsniyah.
- jamak mudzakkar salim.
- isim mudzakkar dan muannats.
- isim dhomir.
- isim isyarah.
- isim istifham.
- isim tafdhil.
- isim ma’rifat.
- isim nakirah.
- Isim Maushul.
Fi’il
Kata kerja.
Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti kepada dirinya sendiri dan disertai dengan jaman yang ada 3.
Contohnya:
قَامَ، dia telah berdiri.
يَقُوْمُ dia sedang / akan berdiri.
Kita bisa menambah kata telah, sedang, dan akan di depannya.
Contoh lainnya:
telah tidur, sedang tidur, akan tidur, dll.
Beberapa jenis fi’il:
Huruf
Huruf (harf) adalah kata yang tidak memiliki arti untuk dirinya sendiri, dia memberikan arti kepada yang lainnya.
Huruf ini hanya memiliki makna jika dia bergabung dengan isim dan fi’il.
Contohnya:
اِنَّ صَلَاتِي للهِ
Huruf ل pada kata للهِ memiliki makna jika bersama dengan kata lain.
Salah satu contoh jenis huruf adalah Huruf Jar.
Nah, itulah jenis-jenis kalam dalam ilmu nahwu di kitab Al Ajurrumiyah.
Di materi selanjutnya, kita akan melanjutkan materi tanda-tanda isim, tanda-tanda fi’il, bab ma’rifat alamatil irob, pembagian i’rob, dan seterusnya, insya Allah.
Terjemab Kitab Jurumiyah Bab Kalam Selanjutnya
Setelah membahas pembagian kalam, dilanjutkan dengan ciri-ciri atau tanda-tanda masing-masing darinya.
Cara membedakan antara isim, fiil dan huruf salah satunya dengan mengetahui ciri-cirinya:
Ciri-ciri isim
فالاسم يُعْرَفُ: بالخفض , والتنوين , ودخول الألف واللام, وحروف الخفض وهي من وإلى وعن وعلى وفي ورب والباء والكاف واللام وحروف القسم وهي الواو والباء والتاء
Isim diketahui dengan khafdh (jar), tanwin, masuknya alif lam, huruf khafdh yaitu min, ila, ‘an, ‘ala, fii, rubba, ba’, kaf, lam dan huruf qosam (yaitu wawu, ba’, dan ta’).
Jadi ciri-ciri isim adalah:
- khafdh, beri’rab jer, baik karena huruf jar, mudhaf ilaih, maupun tawabi’, contohnya: بِسْمِ اللهِ lafadz اسم dibaca khafdh karena huruf jer ba’ dan lafdzul jalalah اللهِ karena menjadi mudhof ilaih.
- tanwin, contohnya: كِتَابٌ.
- masuknya alif lam, jika sudah ada alif lam maka tidak memakai tanwin, contohnya: الْكِتَابُ.
- didahului huruf jer, contohnya: وَاللهِ (demi Allah) ada huruf qosam wawu, فِي سَبِيْلِ اللهِ ada huruf jer fii.
Ciri-ciri fiil
والفعل يُعْرَفُ: بقد والسين و سوف وتاء التأنيث الساكنة
Fiil diketahui dengan adanya Qod, Sin, Saufa, dan ta’ ta’nits sakinah (ta sukun yang menunjukkan makna perempuan).
- Qod: contohnya قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ, lafadz قَامَ adalah fiil karena didahului qod.
- sin, contohnya: سَيَصْلٰى نَارًا, lafadz يَصْلٰى adalah fiil karena didahului oleh سَ.
- saufa, contohnya: كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ, lafadz تَعْلَمُوْنَ adalah fiil karena didahului saufa.
- ta’ ta’nits sakinah, contohnya: فَاطِمَةُ قَامَتْ, lafadz قَامَ karena ada تْ di situ yang menunjukkan makna perempuan.
Ciri-ciri huruf
والحرف : مالا يصلح معه دليل الاسم ولا دليل الفعل
Dan harf (diketahui) dari tidak cocok bersamanya tanda-tanda isim dan tanda-tanda fi’il.
Atau bisa dikatakan, huruf itu tidak memiliki tanda.
Kesimpulan
Suatu perkataan disebut kalam jika dia terdiri atas beberapa lafadz yang memberikan faidah diamnya pendengar dan dilakukan dengan sengaja.
Kalam terbagi menjadi 3, yaitu isim, fi’il dan harf.
Demikian materi belajar kitab jurumiyah bab kalam dalam imu nahwu kali ini. Baca juga: belajar nahwu shorof dari dasar.