Beranda » Wisata » Mewujudkan #BatikIndonesia Sebagai Fashion Dunia

Mewujudkan #BatikIndonesia Sebagai Fashion Dunia

jumanto.com – Adakah yang punya impian agar Batik Indonesia bisa menjadi Fashion Dunia? Seru bukan?

Coba bayangkan, jika artis-artis hollywood mengenakan batik di film-film yang mereka garap. Atau pada acara pertemuan PBB semua kepala negara mengenakan batik. Betapa bangganya kita sebagai orang Indonesia.

Lalu, bisakah Batik Indonesia menjadi Fashion Dunia?

Bisa. Sangat bisa.

Jika kita melihat dengan lebih seksama, Indonesia mempunyai banyak kekayaan dan keunikan yang tidak dimiliki oleh negara lain.

Sayangnya, selama ini, kita memang terlalu mengabaikan kekayaan dan keunikan Indonesia, dan lebih memilih untuk mengikuti kekayaan atau keunikan negara luar.

Namun, terkait dengan Batik Indonesia, ternyata semua masyarakat Indonesia kompak, dari anak kecil, remaja, sampai orang dewasa, semuanya merasa bangga dengan keberadaan batik.

Mereka semua sangat menyadari bahwa batik adalah salah satu kekayaan dan keunikan Indonesia yang harus terus dijaga.

Maka tidak heran saat Malaysia berniat mempatenkan batik sebagai milik negaranya, masyarakat Indonesia kompak untuk melawannya.

Hasilnya sangat menggembirakan, berkat perjuangan yang kuat dan kompak, akhirnya dunia pun mengakui batik sebagai karya asli bangsa Indonesia, sebagai pusaka warisan turun temurun dari generasi ke generasi.

Penghargaan Batik Indonesia

Dunia pun telah memberikan penghargaan kepada Batik Indonesia berupa:

1.  Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity

Pada tanggal 2 Oktober 2009, yang saat ini diperingati sebagai Hari Batik Nasional, UNESCO telah menganugerahkan gelar Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity kepada Batik Indonesia.

Penghargaan itu bukan sekedar bukti kemenangan kita atas klaim Malaysia mengenai batik, tapi di sisi lain sebenarnya modal penting bagi kita untuk “menjual” batik kepada dunia.

Batik Indonesia telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan dunia yang berharga. Pengakuan dari Lembaga yang kredibel telah menaikkan daya tawar batik terhadap dunia internasional.

Keberadaan batik sebagai warisan dunia telah melengkapi warisan dunia lainnya dari Indonesia seperti wayang kulit, keris, angklung, subak, tari saman, dan lagu rasa sayange.

2. Penetapan Jogja Sebagai Kota Batik Dunia

Selain diakuinya Batik Indonesia sebagai warisan dunia oleh UNESCO, pada tahun 2014 lalu, Jogja juga ditetapkan sebagai Kota Batik Dunia oleh World Craft Council.

Penetapan Kota Jogja sebagai Kota Batik Dunia dilakukan setelah Jogja dinilai memenuhi kriteria kota kerajinan dunia dilihat dari nilai historis, orisinalitas, upaya konservasi melalui regenerasi (transgeneration), nilai ekonomi, ramah lingkungan, reputasi internasional, dan konsistensi.

Keberadaan Jogja sebagai Kota Batik Dunia sekali lagi menambah daya tawar Batik Indonesia di dunia internasional.

Dengan kelebihan reputasi yang dimiliki Indonesia ini, sudah selayaknya “membatikkan dunia” yang salah satunya dari sisi fashion.

Upaya Membuat #BatikIndonesia Sebagai Fashion Dunia

Tidak cukup hanya mengandalkan pengakuan dunia untuk membuat batik sebagai Fashion Dunia. Diperlukan promosi, inovasi, dan upaya lainnya untuk membuat orang luar cinta akan Batik Indonesia.

Beberapa upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah, desainer, dan berbagai pihak dalam rangka mempromosikan Batik Indonesia kepada dunia di antaranya:

1. Batik Indonesia di New York Fashion Week

batik indonesia di fashion week new york
Batik Indonesia di FGNYFW 2016, sumber: www.djarumfoundation.org

Pada pagelaran Fashion Gallery New York Fashion Week (FGNYFW) 2016, salah satu desainer Indonesia, Denny Wirawan, bersama Bakti Budaya Djarum Foundation telah membawakan fashion batik ke event internasional tersebut.

FGNYFW sendiri merupakan bagian dari rangkaian acara New York Fashion Week yang dikenal sebagai salah satu kiblat fashion dunia.

Dengan mengenalkan batik pada event besar sebagai kiblat fashion dunia, mata dunia tentunya akan melihat betapa cantiknya Batik Indonesia saat dikenakan.

Dengan adanya keikutsertaan pada acara Fashion di New York ini, Batik Indonesia mempunyai potensi besar untuk menjadi fashion dunia.

Apalagi penampilan Batik Indonesia pada acara tersebut sangat memukau.

Kita tentunya berharap agar lebih banyak lagi desainer-desainer Indonesia mengenalkan batik pada acara fashion di luar negeri.

2. Fashion Show Batik di Kobe

mewujudkan batik indonesia sebagai fashion dunia lewat show
Fashion show batik di Kobe, sumber: www.indonesia-osaka.org

Acara Fashion Show Batik di Kobe diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal RI di Osaka bekerja sama dengan Ikebana International Chapter Kobe pada tanggal 11 April 2016.

Tujuan utama digelarnya acara ini adalah untuk mempromosikan batik sebagai warisan budaya dunia. Fashion Show Batik di Kobe dihadiri oleh sekitar 90 orang tamu undangan, di antaranya ada:

  • Wakil Walikota Sakai,
  • Konsul Jenderal beberapa negara sahabat seperti
    Amerika Serikat, Mongolia dan Thailand, serta Korps Diplomatik Kansai
    lainnya,
  • wakil-wakil Pemerintah daerah,
  • kalangan pecinta seni,
  • pecinta
    Indonesia, dan
  • masyarakat umum Jepang

Acara yang digelar bukan cuma pertunjukan koleksi batik Indonesia, tetapi disertai juga dengan presentasi pengenalan batik dilanjutkan denga workshop membatik.

Di hari sebelumnya, 10 April 2016, diselenggarakan juga Seminar di Museum Nasional Etnologi Jepang (Minpaku) Osaka dengan judul “The Future of Batik as an Intagible Heritage in the Era of Globalization”.

Peran serta pemerintah dalam mempromosikan Batik Indonesia ini patut diapresiasi dalam mewujudkan Batik Indonesia sebagai Fashion Dunia.

3. Vancouver Fashion Week Spring/Summer 2016

Priscilla Listia yang merupakan salah satu desainer Indonesia tahun 2015 lalu telah sukses memperkenalkan batik corak gaya mendung pada acara Vancouver Fashion Week Spring/Summer 2016. Acara ini digelar mulai dari 28 September s.d. 4 Oktober 2015.

Berkat inovasinya, Priscilla Listia telah mendesain fashion dengan corak batik yang up to date. Penampilannya sukses memperkenalkan keberadaan batik sebagai warisan budaya dunia.

Fashion karya-karyanya telah membuktikan bahwa fashion dari batik pun mampu menarik minat dunia internasional.

Video pertunjukan fashion karya Priscilla Listia dapat anda lihat pada video youtube di bawah ini:

Dalam video tersebut terlihat, di samping memamerkan karya fashion batiknya, backsound yang digunakan juga merupakan lagu asli Indonesia yang berjudul “Seruan Kebaikan” yang dinyanyikan oleh Citra Scholastika.

4. Jogja International Batik Biennale (JIBB)

Jogja International Batik Biennale merupakan event 2 tahunan yang pertama kali dilaksanakan saat Jogja ditetapkan sebagai Kota Batik Dunia (Tahun 2014).

Di Tahun 2016 ini, di kota Jogja, kembali di gelar acara JIBB yang akan dilaksanakan pada tanggal 12 s.d. 15 Oktober 2016.

Tujuan diselenggarakannya JIBB adalah:

  • Mengembangkan jaringan, baik di skala nasional dan internasional, untuk komunitas penggemar, penggemar, dan pecinta batik.
  • Mendorong kerjasama yang lebih erat dari berbagai daerah di Indonesia dan negara-negara lain di dunia yang membuat dan memproduksi tekstil dengan metode batik.
  • Membangun forum sebagai sarana komunikasi dan diskusi tentang seni batik dan budaya batik warisan berbasis industri dari seluruh dunia.
  • Sebagai sarana bertukar pengalaman dalam hal teknis dan metode pembuatan batik, inovasi dalam pengembangan teknologi pembuatan batik dan strategi pemasarannya.
  • Menemukan solusi untuk masalah jangka panjang dari pertumbuhan ekonomi serta peningkatan kapasitas pengrajin batik terkait hal mulia mereka dalam seni kerajinan batik pada skala global dan dukungan yang lebih luas oleh industri batik.

Dari tujuan-tujuan tersebut, saya yakin kegiatan ini dapat mendukung terwujudnya Batik Indonesia sebagai Fashion Dunia melalui jaringan kerja sama berbagai pihak yang lebih baik.

Selain 4 upaya memperkenalkan batik kepada dunia internasional, sebenarnya masih banyak upaya lain yang telah ditempuh oleh pemerintah, artis, desainer, maupun para penggiat dan pengusaha batik dalam rangka membatikkan dunia.

Kekhawatiran dan Keresahan

Meskipun promosi batik ke dunia luar cukup banyak dilakukan, tapi masih ada beberapa hal yang mengganjal di hati saya serta menimbulkan keresahan.

Kekhawatiran dan keresahan saya di antaranya:

1. Daya Saing

Tidak dapat dipungkiri bahwa nilai ekspor Batik Indonesia dari tahun ke tahun makin tinggi. Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, nilai ekspor Batik Indonesia dari tahun 2011-2015 sebagai berikut:

  • 2011: Rp 43,961 triliun
  • 2012: Rp 46,159 triliun
  • 2013: Rp 47,543 triliun
  • 2014: Rp 48,970 triliun
  • 2015: Rp 50,439 triliun

Di balik nilai ekspor yang tinggi tersebut, saya khawatir jika batik yang diekspor adalah batik mentah, artinya masih dalam bentuk kain batik yang belum diolah menjadi produk jadi.

Seperti dulu kita mengekspor timah mentah, lalu kita impor barang jadi berbahan dasar timah.

Yang saya khawatirkan juga begitu, kita ekspor kain batik, tapi mengimpor tas, baju, dompet, dan semua produk jadi yang berbahan batik.

Selain itu, harus diperhatikan juga, Malaysia, Tiongkok, dan Singapura juga memproduksi batik dengan harga yang bisa jadi lebih murah. Ini merupakan ancaman bagi mimpi kita agar Batik Indonesia menjadi Fashion Dunia.

Harapan saya, jika kita mengekspor batik, diharapkan untuk mengekspor barang jadi dan sudah bermerk Indonesia. Jangan sampai juga ekspor barang jadi tapi tidak bermerk, nanti barang tersebut diklaim merk luar negeri.

Daya saing juga harus dipertahankan sehingga Batik Indonesia tetap eksis dan bisa menjadi fashion dunia.

2. Keberadaan Batik Tulis

Jogja ditetapkan sebagai Kota Batik Dunia adalah karena keberadaan batik tulis ini. Batik tulis juga merupakan ciri khas Indonesia yang tidak dihasilkan di negara lain.

Sayangnya, seiring perkembangan jaman, saya khawatir keberadaan batik tulis  ini makin berkurang. Faktor-faktor penyebabnya bisa berupa harga yang lebih mahal, pembuatan yang lebih lama, dan pembuat batik tulis itu sendiri yang mulai berkurang.

Harga yang lebih mahal membuat peminat batik tulis tidak terlalu banyak.

Saya juga khawatir pekerjaan membuat batik tulis kian kurang diminati. Mengapa?

Faktor penghasilan merupakan faktor utama. Kalau diperhatikan, para pekerja pembuat batik tulis sebenarnya menerima upah tidak seberapa.

Orang-orang berpendidikan, melihat profesi pembuat batik tulis dengan penghasilan yang tidak sesuai harapan, tentu tidak akan mau mengambil profesi itu.

Proses pembuatan batik tulis juga cukup rumit. Di masa-masa mendatang akan ada kemungkinan batik
tulis menjadi aktivitas yang semakin tidak populer di kalangan generasi
muda. Batik tulis dianggap tidak praktis untuk dipelajari, karena
rumitnya proses pembuatan dan menyita waktu lama.

Pemerintah daerah dan semua pihak perlu memperhatikan benar keberadaan batik tulis ini agar tetap lestari. Perlu juga diambil langkah-langkah agar masyarakat luar bisa menyerap batik tulis ini.

3. Kekayaan Batik Indonesia Belum Dipromosikan Secara Optimal

Batik Indonesia sangat kaya, karena setiap daerah memiliki batik khas masing-masing. Sayangnya, tidak semua batik tersebut dikenal oleh dunia. Hanya beberapa jenis batik saja yang populer.

Dengan adanya JIBB, saya berharap supaya kerja sama antara daerah satu dengan daerah lain dalam mempromosikan batik kepada dunia internasional semakin terjalin.

Indonesia adalah negara yang sangat kaya dengan batik dengan keunikan masing-masing. Terlalu sayang kalau batik yang diekspos hanya itu-itu terus.

Kesimpulan

Kalau kita menggunakan analisis SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats), maka akan kita lihat posisi Batik Indonesia dalam mewujudkan Fashion Dunia.

Pengakuan dunia kepada Batik Indonesia sebagai warisan dunia serta pengukuhan Kota Jogja sebagai Kota Batik Dunia merupakan kekuatan (strengths) kita terhadap nilai tawar Batik Indonesia.

Kita juga melihat peluang (opportunites) bahwa masyarakat dunia ternyata mulai mencintai batik, terutama negara tujuan ekspor batik terbesar seperti Amerika Serikat, Korea Selatan, Jerman, dan Jepang.

Indonesia juga perlu melihat kelemahan (weakness) seperti kurangnya kreativitas dibandingkan dengan negara lain. Oleh karena itu perlu adanya inovasi dalam rangka mewujudkan Batik Indonesia sebagai fashion dunia.

Produk batik harus terdiversifikasi serta semakin unik dan up to date menyesuaikan dengan keinginan pasar internasional.

Ancaman (threats) baik dari dalam negeri seperti risiko semakin tidak diminatinya batik tulis, maupun dari luar negeri seperti produk batik dari negara lain, juga harus menjadi perhatian.

Upaya-upaya yang telah dilakukan, mudah-mudahan dapat terus dikembangkan sehingga impian untuk mewujudkan Batik Indonesia sebagai fashion dunia bisa tercapai.

Kita tentu bangga melihat Nelson Mandela mengenakan batik, Barrack Obama mengenakan batik, Bill Gates mengenakan batik, serta artis-artis luar negeri mengenakan batik.

Majulah terus Batik Indonesia. Batik Indonesia Untuk Fashion Dunia.