Beranda » Agama » Bahasa Arab » Nahwu » Dhomir Muttasil : Contoh Kalimat, Pengertian, Macam Pembagian, Isim

Dhomir Muttasil : Contoh Kalimat, Pengertian, Macam Pembagian, Isim

Dhomir Muttasil (pengertian, macam-macam dan contohnya)

jumanto.com – Pengertian Dhomir muttasil, Pembagian dan Contohnya. Berdasarkan penulisannya, isim dhamir dapat dibedakan menjadi Dhamir Muttashil (ضمير متصل) dan Dhomir Munfashil (ضمير منفصل). Secara bahasa, Dhomir muttashil adalah kata ganti yang bersambung. Dhomir berarti kata ganti dan muttashil berarti bersambung.

Dalam pembahasan selanjutnya nanti, ada cukup banyak pembagian dhamir muttashil ini, seperti:

  • dhamir muttashil mufrad, tatsniyah, dan jamak
  • ghaib, mukhotob, dan mutakallim.
  • marfu’, mansub (nasob) dan majrur.
  • bil fi’il, bil ismi, bil harfi.
  • dll

Untuk lebih jelasnya, mari kita kupas satu per satu pembahasannya.

Baca juga: Contoh Isim Dhomir Dalam Al Quran.

Pengertian Dhomir Muttasil

Definisi dhomir muttashil di Kitab Jami’ud Durus Al Arabiyah

Secara kasat mata, sebenarnya kita bisa mengira-ngira definisinya, yang pada intinya isim dhomir ini adalah tersambung dengan kata lainnya.

Namun, saya ingin mengutip arti dhomir muttashil yang ada di kitab Jami’ud Durus Al Arabiyah:

الضَّميرُ المتصلُ ما لا يُبتدأُ به، ولا يقعُ بعد “إلا” إلاَّ في ضَرورة الشعر. كالتاءِ والكاف من “أكرمتُكَ”، فلا يُقالُ “ما أكرمتُ إلاّكَ”.

Dhomir muttasil adalah kata ganti yang tidak digunakan di permulaan kalam, dan tidak jatuh setelah illa (إلاَّ) kecuali pada dhorurotusy syi’ri.

Contohnya seperti:

  • ta’ dan kaf pada lafadz أكرمتُكَ. Maka tidak boleh disebutkan dengan ما أكرمتُ إلاّكَ (diselingi kaf-nya didahului illa, kalau diselingi illa harusnya ditulis ما أكرمتُ إلاّ َاَنْتَ).

Point penting dhomir muttasil

Jadi, tidak mungkin dhamir muttashil itu:

  • ada di permulaan kalam, pasti dia ada di belakang (bersambung) dengan kata lainnya. Contohnya di atas, dia ada di belakang lafadz akroma.
  • Tidak jatuh setelah lafadz illa.

Dua point penting itu harus diingat-ingat.

Jika dia ada di permulaan kalam atau jatuh setelah illa, maka disebut dhomir munfashil.

Pengecualian dhomir muttasil dalam syiir dhoruroh

وقد وردَ في الشعر ضَرورةً، كما قال الشاعر [من البسيط] وما عَليْنا إذا ما كُنتِ جارَتَنا … ألاَّ يُجاوِزنا إلاَّكِ دَيَّارِّ
وكما قال الآخر [من الطويل] أَعوذُ بِرَبِّ العَرشِ من فِئَةٍ بَغَتْ … عليَّ، فمالي عَوْضُ إِلاَّاهُ ناصِرُ

Telah disebutkan di dalam syi’ir karena dhorurah, seperti syiir berikut ini (pakai dhamir muttashil setelah illa):

وما عَليْنا إذا ما كُنتِ جارَتَنا … ألاَّ يُجاوِزنا إلاَّكِ دَيَّارِّ

Syiir lain juga menyebutkan:

أَعوذُ بِرَبِّ العَرشِ من فِئَةٍ بَغَتْ … عليَّ، فمالي عَوْضُ إِلاَّاهُ ناصِرُ

Jumlah Dhomir Muttashil

Melanjutkan apa yang disebutkan di kitab Jami’ud Durus Al ‘Arabiyah:

والضمائرُ المتصلةُ تسعةٌ، وهي “التاءُ ونا والواوُ والألفُ والنونُ والكافُ والياءُ والهاءُ وها”.

Dhomir muttasil itu jumlahnya ada sembilan, yaitu:

  1. ta’ (التاءُ), nantinya ada yang berharakat fathah (ta), kasroh (ti) dan dhommah (tu)
  2. Nun alif (baca naa: نا ): untuk mutakallim ma’al ghair atau orang pertama lebih dari satu.
  3. wawu (الواوُ) untuk jamak mudzakkar salim
  4. alif
  5. nun
  6. kaf
  7. ya
  8. ha (الهاءُ) bisa dibaca hu atau hi nantinya.
  9. haa (ha’ alif: ها): dhomir muttasil هَا menunjukkan kata ganti untuk perempuan (muannats) ghaibah 1 orang (dia perempuan 1), contohnya madrosatun karena ada ta’ marbuthoh maka masuk kategori muannats dan kata gantinya adalah هَا (muttashil).

I’rab Dhomir Muttashil

Dari 9 jenis isim dhomir muttashil tersebut, bisa dikelompokkan menjadi 3 berdasarkan i’robnya.

Jika masih belum tahu apa itu i’rob, silakan baca: pengertian i’rob.

Berikut ini 3 kelompok dhamir muttashil berdasarkan i’robnya:

1. Dhomir muttashil mahal rofa’ (dhamir muttashil marfu)

Isim Dhamir Muttashil yang hanya berlaku dalam keadaan rofa‘ disebabkan karena hanya ada dalam fa’il atau naibul fa’il.

Ada 4 dhomir yang hanya berlaku dalam keadaan rofa’:

  • alif: كتبَا , untuk isim tatsniyah. artinya dia berdua laki-laki telah menulis, dan dhamir alif tersebut berfungsi sebagai pelaku/fail/subjek.
  • ta’, contohnya كتبْت (bisa dibaca katabta, katabti, katabtu). dhomir tersebut juga lil fail.
  • wawu, contohnya: كتبُوْا (untuk jamak mudzakkar salim). lil fail juga.
  • nun. contohnya: وكتبْنَ. (jamak muannats salim). lil fail.

2. Dhomir muttashil yang bisa rofa’, nashob dan jar

Perlu diingat lagi, isim gak mungkin ada pada i’rob jazem karena i’rob jazem adalah irob khusus pada kalimat fiil.

Dua isim dhomir muttashil yang masuk pada keadaan rofa’, nasob, dan jer adalah:

a. Dhamir naa

  • rofa’: contohnya كتَبْنَا (kami telah menulis, dhamir berfungsi sebagai fa’il atau subjek)
  • nashob: أكرَمَنا المعلمُ
  • jer: كِتَابُنَا.

b. Dhamir ya’

  • rofa’: تَكتُبِيْنَ , اكتُبِي.
  • nashob: أَكْرَمَني الْمُعَلِّم
  • jer: كِتَابِي.

3. Tidak bisa rofa’

Sisanya, ada 3 dhomir muttasil, itu tidak mungkin dalam keadaan rofa‘ karena ketiganya tidak bisa di-isnadi, yaitu:

  • kaf
  • haa ,
  • ha (الهاءُ)

a. Dhamir muttashil mansub

Contohnya:

  • kaf: أَكْرَمْتُك  (akromtuka atau akromtuki).
  • haa: أَكْرَمْتُهَا.
  • ha (الهاءُ): أَكْرَمْتُهُ.

b. Dhamir muttashil majrur

Contohnya:

  • kaf: أحسنتُ إليك (ilaika atau ilaiki).
  • haa: أحسنتُ إليها.
  • ha (الهاءُ): أحسنتُ إليهِ.

Dhomir Muttasil Lil Fa’il

Dari 9 jenis dhamir di atas, ada yang ketambahan dengan dengan mim jamak, mim alif tatsniyah, dan nun musyaddadah muannats.

Seperti telah disebutkan di atas juga, ada dhomir yang bisa rofa dan ada yang tidak.

Yang tidak bisa dalam posisi rofa’ sebagai fa’il adalah kaf, haa, dan ha‘.

Sisanya bisa rofa’ dengan menjadi fa’il atau naibul fail.

Pada Fiil Madhi

Dhamir muttashil lil fail pada fiil madhi sebagai berikut:

  1. alif di ghaib tatsniyah mudzakkar , contohnya: كَتَبَا yang artinya mereka berdua laki-laki telah menulis. Dhamir alif di sini berfungsi sebagai fa’il.
  2. wawu di ghaib jamak mudzakkar, contohnya: كَتَبُوْا yang artinya mereka laki-laki telah menulis. Dhamir wawu menjadi fa’il.
  3. alif di ghaibah tatsniyah muannats, contohnya: كَتَبَتَا yang artinya mereka berdua perempuan telah menulis. Dhamir alif di sini berfungsi sebagai fa’il.
  4. nun di ghaibah jamak muannats, contohnya: كَتَبْنَ yang artinya mereka perempuan telah menulis. Dhamir nun menjadi fa’il.
  5. ta’ pada mukhotob, baik mudzakkar maupun muannats:
    • mufrod mudzakkar: كَتَبْتَ artinya kamu laki-laki satu telah menulis.
    • tatsniyah mudzakkar: كَتَبْتُمَا artinya kalian berdua laki-laki telah menulis. Dhamir ta’ mendapatkan tambahan mim dan alif (مَا), dhamir aslinya adalah ta’.
    • jamak mudakkar: كَتَبْتُمْ artinya kalian laki-laki telah menulis. Dhomir ta’ mendapatkan tambahan mim.
    • mufrod muannats: كَتَبْتِ yang artinya kamu perempuan satu telah menulis.
    • tatsniyah muannats: كَتَبْتُمَا, yang artinya kamu berdua perempuan telah menulis.
    • jamak muannats: كَتَبْتُنَّ yang artinya kalian permepuan telah menulis. Dhomir ta mendapatkan tambahan nun musyaddadah.
  6. ta’ pada mutakallim wahdah, contohnya: كَتَبْتُ artinya aku telah menulis.
  7. naa (nun alif) pada mutakallim jamak atau mutakallim ma’al  ghair, contohnya: كَتَبْنَا artinya kita telah menulis.

Sisanya, di ghaib mudzakkar mufrod dan ghaibah muannats mufrodah: كَتَبَ كَتَبَتْ, dhamir yang ada adalah dhamir mustatir, yang dhamirnya tersembunyi.

Jadi, pada fiil madhi, isim dhomir muttashil lil fail hanya ada 5 dari 9 dhomir muttasil yang ada, yaitu:

  1. alif
  2. wawu
  3. nun
  4. ta’
  5. naa (nun alif)

Pada Fiil Mudhori’

Dhamir muttashil yang ada pada fiil mudhori’ yaitu:

  • alif: يَكْتُبَانِ (mereka berdua laki-laki sedang/akan menulis), تَكْتُبَانِ  (mereka berdua perempuan sedang/akan menulis), takbtubaani berlaku juga untuk kamu berdua laki-laki dan kamu berdua perempuan…..
  • wawu: يَكْتُبُوْنَ (mereka laki-laki sedang/akan menulis), تَكْتُبُوْنَ  (kalian laki-laki ….)
  • nun: يَكْتُبنَ (mereka perempuan …), تَكْتُبْنَ (kalian perempuan …)
  • ya’: تَكْتُبِيْنَ, (kamu perempuan satu …)

Pada fiil amr

  • alif: اُكْتُبَا (kamu berdua, tulislah!)  ⇒ bisa dipakai untuk mudzakkar dan muannats.
  • wawu: اُكْتُبُوْا (kalian, tulislah!)
  • ya’: اُكْتُبِي (kamu perempuan, tulislah!)
  • nun: اُكْتُبْنَ (kalian perempuan, tulislah!)

14 Dhomir Lil Maf’ul

Untuk memudahkan menghafal, maka kita gunakan tabel 14 dhamir lil maf’ul:

Status Jenis Kelamin Maf’ul Bih (letak di belakang) Arti
Orang ke-3 (Ghaib) Mudzakkar   هُ  (اَكْرَمْتُهُ) Dia laki-laki
هُمَا  (اَكْرَمْتُهُمَا) Mereka berdua laki-laki
(اَكْرَمْتُهُمْ)  هُمْ Mereka laki-laki
Muannats  هَا  (اَكْرَمْتُهَا) Dia perempuan
هُمَا (اَكْرَمْتُهُمَا) Mereka berdua perempuan
(اَكْرَمْتُهُنَّ)  هُنَّ Mereka perempuan
Orang ke-2 (Mukhotob) Mudzakkar  كَ (اَكْرَمْتُكَ) kamu satu laki-laki
(اَكْرَمْتُكُمَا)  كُمَا kalian berdua laki-laki
 (اَكْرَمْتُكُمْ)  كُمْ kalian laki-laki
Muannats  كِ (اَكْرَمْتُكِ) kamu satu perempuan
كُمَا (اَكْرَمْتُكُمَا) kalian berdua perempuan
كُنَّ (اَكْرَمْتُكُنَّ) kalian perempuan
Orang Pertama (Mutakallim) Mudzakkar/ Muannats نِيْ (اَكْرَمْتَنِيْ ) aku
(اَكْرَمْتَنَا )   نَا kita/kami

Silakan dihafalkan dengan rumus 3-3-3-3-2

  • hu huma hum
  • haa huma hunna
  • ka kuma kum
  • ki kuma kunna
  • nii naa

Dhomir muttasil lil maf’ul di atas menjadi objek sehingga jika diartikan: اَكْرَمْتَنِيْ  (kamu telah memuliakan aku), nii atau aku menjadi objek di sini.

Jenis Dhomir Muttashil

Pembagian dhomir muttashil lainnya, adalah jenis kalimat dimana isim dhomir bergabung.

Dibedakan menjadi:

  • Muttashil dengan kalimat fi’il
  • Muttashil dengan kalimat isim
  • Muttashil dengan kalimat harf

Baca juga sebagai pelengkap: kata ganti dalam bahasa arab.

Contoh Dhomir Muttasil Di Dalam Al Quran

Misalkan di surat Al Fatihah, kita akan menemukan contoh dhamir muttashil sebagai berikut:

  • اهْدِنَا: nun alif (naa) menjadi dhamir muttashil dari fiil amr ihdi. Posisi i’rabnya adalah nashob karena menjadi maf’ul bih.
  • أَنْعَمْتَ yang muttashil dengan kalimat fiil madhi an’ama. Dhamir ta’ di situ berfungsi sebagai fa’il sehingga i’robnya rofa’.
  • عَلَيْهِمْ yang muttashil dengan kalimat huruf, dan beri’rob jer karena didahului huruf jer.

Kesimpulan

  • dhomir yang bersambung baik bersambung dengan isim, fiil maupun huruf disebut dhomir muttashil.
  • dhomir yang tersimpan dalam fiil (kata kerja) adalah pengertian dari dhomir mustatir.
  • Ada 9 dhamir muttashil pokok, sebelum mendapatkan tambahan mim, mim alif dan nun musyaddadah.

Demikian penjelasan lengkap tentang Dhamir Muttashil Dalam Bahasa Arab. Baca materi utama: nahwu shorof dasar.